Ini
salah satu bilai tambah yang bisa kita dapatkan saat bekerja di kapal pesiar.
Disaat kita bekerja kapal kita terus berkeliling dan menyinggahi Negara demi
Negara. Pengalaman yang sekarang ingin saya bagikan adalah pada saat saya
singgah di Negara yang bernama Valleta, tepatnya di kota Malta.
Bagi
kamu yang saat ini sedang bekerja di kapal pesiar akan sangat mengenal kota
Malta-Valleta ini. Hampir setiap perusahaan kapal pesiar yang memiliki
itinerary ke wilayah Negara-negara di eropa pasti mampir di Malta. Bahkan ada
beberapa perusahaan kapal pesiar yang mendaftarkan kapal-kapalnya di kota ini.
Saya kurang tahu mengapa kapal mereka beregister Malta, padahal perusahaannya
dari Amerika. Namun menurut beberapa kawan-kawan yang bekerja di deck
mengatakan kalau malta adalah Negara yang kecil dan tidak memiliki wilayah
lautan yang luas sehingga pajak dan registrasi kapal pun bisa lebih murah
dibandingkan dengan Negara tempat perusahaan kapal tersebut berasal.
Kota
Malta memiliki design yang begitu indah. Arsitektur yang berkelas pada jaman
itu menjadikan kota malta pada jamannya sebagai kota modern dan berkelas. Pada
jaman itu para designer kota malta telah memikirkan tentang grid system. Adalah
sebuah system tata ruang kota yang begitu detail dalam pengaturan air dan
keluar masuknya udara. Arsitekktur di kota ini sebagian besar dipengaruhi dari
arsitekktur Italy. Adalah Gerolamo Cassar (1520-92) designer yang lama belajar
di Italy banyak memberikan pengaruh terutama dalam arsitektur gereja cathedral
di Malta.
Saya
berkeliling kota Malta dengan menggunakan bus pariwisata yang bertingkat,
dimana tingkat pertama seperti bus biasa, namun di tingkat kedua dibiarkan
terbuka. Saat itu saya lebih memilih berada di atas agar bisa leluasa mengambil
foto saat berkeliling kota malta. Dengan tiket seharga 20 euro saya bisa
menikmati keindahan arsitektur kota malta. Bus ini nantinya akan berhenti di
beberpa titik dan kitapun bisa turun dan berkeliling kemudian naik busa yang
datang setelahnya. Namun jika tidak ingin turun bisa saja tetap diatas bus dan
melanjutkan city tour kita.
Saat
berkeliling dengan bus ini saya merasa seperti mamasuki dunia film kartun
‘CARS’. Saya yakin kamu pernah menonton film kartun yang berisi mobil bisa
bicara itu. Banyak sekali hal-hal yang mirip dengan film itu yang saya lihat di
kota Malta ini. Misalnya saja mobil-mobil tuanya, ladang pertaniannya, stasiun
pengisian bahan bakarnya dan masih banyak lagi yang membuat saya sering tertawa
sendiri.
Setelah
berkeliling kota maka bus kita akan kembali ke titik awal kita naik. Sebelum
mengakhiri city tour saya sempat singgah ke sebuah benteng dekat dengan
pelabuhan. Saya kira dahulu benteng ini digunakan sebagai pintu pertahanan awal
saat ada yang ingin menyerang kota dari arah laut. Terlihat banyak sekali
meriam-meriam yang hingga kini masih aktif berjejer di benteng ini. Di benteng
ini juga dijelaskan bagaimana mereka membuat bahan peledak untuk peluru
meriam-meriam itu juga berbagai peralatan pelengkap senjata meriam.
Bagaimana
penduduk kota merawat dan memelihara warisan sejarah dari nenek moyang mereka
sungguh patut kita tiru. Dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki lebih
banyak tempat-tempat bersejarah namun masih saja ada beberapa yang
terbengkalai. Seharusnya kita bisa bercermin dari kota malta valleta ini agar
kelak anak-cucu kita masih bisa dengan bangga menceritakan kepada generasinya
tentang kebudayaan dan sejarah negaranya.